Senin, 26 Oktober 2009

"Mulung" di 1.000 kilometer

Ide ini sebenarnya dadakan saja. Melihat tumpukan sampah plastik yang menggunung dan kebiasan lama; tangan gatel kalo melihat barang bekas, jadi deh ngomporin anak-anak papua untuk turun sejenak, setelah 5 hari di jejali macem-macem pengetahuan untuk turun ke pantai sorong, ngambilan sampah nang banyak sepanjang pantai.

Kalo kita nang sempat pergi ke papua, dan singgah di kota Sorong, maka pasti yang menjadi rekomendasi urang-urang adalah pantai sorong alias "tembok berlin". Aku pernah jua batakon, kenapa di namai dengan ngaran TEMBOK BERLIN, menurut pak Dominggus, (anggota MRP) yang juga ikut "mulung" bersama kami. Tembok sepanjang pantai sorong ini dibangun saat tembk berlin di jerman di runtuhkan, untuk mengenang saat-saat itu, maka di ngarani lah tembok sepanjang kurang lebih 1 kilometer ini dengan nama nang sama jua.

Memang dimana-mana, tentang kesadaran untuk jangan membuang sampah sembarangan sama saja, kada di kota besar kaya jakarta, sampai pelosok negeri ini pun sama, tidak ada bedanya..yang beda hanya kulitnya saja, tapi sampahnya sama jua, botol aqua, bungkus rokok, plastik pembungkus, namun sedikit nang membedakan, di sorong ini, kami banyak menemukan botol "miras" ujar Bang Oma Irama. Mereknya pun kada tanggung-tanggung " VODKA" kaya minuman urang Rusia sana.

Pokoknya selama kurang lebih 2 jam kami "mulung" terkumpul 2 truk sampah, luar biasa bukan!. Nang dari Bogor yang ikut selain aku, ada Gubernur JawaKulon (Yayat) dan dari PB AMAN (Mahir), dari MRP-Papua (Dominggus Sani), dan teman-teman dari Masyarakat Adat, 5 komunitas besar di kepala burung. Kami jua sempat membuat para peminum dan penjual gorengan dan minuman saraba di sepanjang pantai, " MALU" benaran. Sampai-sampai saat kami ambil sampah mereka pada lari.

Ada cerita menarik, saat kami asik ambil sampah, ada seorang aparat Angkatan Laut yang olah raga lari. Dengan sangat yakin dia mengatakan " kita panggil saja anak-anak SD, untuk ambil sampah, dan saya kira ini bisa habis". ujaranya sambil ngobrol dengan kami saat memuat karung dalam truk. Tapi setelah kami tawarkan, dari pada bapak lari muter-muter lapangan bola, mending ikut kami ambil sampah 2 karung saja, pasti deh keringatnya sama saja dengan lari 10 puteran lapangan bola. Dengan banyak alasan dia bilang lagi cape dan saat ini di tungu temannya,...sambil lari tetapa saja kami teriakin supaya ambil sampah..."tra kitorang tak tahu maluuu "??.
Selain itu juga kami buat tulisan di karton-karton dnegan bunyi JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN, SORONG BUKAN KOTA SAMPAH, PACE, MACE BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA.... banyak lagi kata-kata yang menghimbau supaya sampah dibuang pada tempatnya. Truk sampah kami di bantu oleh Pemkot Sorong sebnayak 2 buah, atas loby teman-teman dari Perkumpulan Belantara-Sorong.


Pace, Mace, tra kitorang jangan buang sampah sembarangan...

sorong, 22 oktober 2009,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar