Mandiangin

 [tempat pembibitan ikan air tawar  plus rekreasi keluarga]

Beberapa hari yg lalu, aku jalan-jalan ikut koncoku ke tempat budidaya ikan air tawar di kotaku. Kurang lebih 30 menit keluar kota tempat tinggalku. Kalo melihat namanya, ini pasti asik sekali, namanya “mandiangin”. Pasti dalam banyangan kita ini tempat sepoi-sepoi, penuh dengan cewe-cewe cantik sambil berjemur, dan yang pasti ini tempat indah permai.

Namanya aja ‘mandiangin’, kalo diterkjemahkan ini berarti lepas baju dengan berjemur. He..he..he…kaya di bale sono, bule-bule berjemur di pantai sambil menikmati sepoi-sepoinya semilir angin laut. Tapi di tempatku ini bukan pantai tapi daerah pegunungan—atau perbukitan—yg disebut oleh masyarakat setempat dengan nama mandi angin. Ebohlah…apakah dulu tempat ini banyak anginya atau karena suasana tempatnya yg sejuk, nyaman dan indah permai atawa memang dahulu ini tempat orang-orang jaman dulu menikmati keindahan alamnya.

Disini ada tempat pembibitan ikan air tawar seperti ikan mas, nila, lele, patin dan yang paling top markotop adalah ada ikan jenis local yang bernawa “jelawat” atau bahasa lantinnya [leptobarbus hoevenii]. Ini ikan paling enak sedunia kalo aku rasa, karena sewaktu kecil di kampong, ikan jelawat inilah yg paling dicari orang-orang kota untuk dimakan. Rasanya gurih, manis, dan makyuslah…

Menurut ibuku yg dikampung, saat ini ikan jelawat sudah berharga 80 rebu per kilonya, edan tenan!…dan inilah yg membuat masyarakat dikampungku bisa naik haji, sebab banyak yg membuat keramba terapung dan ikan yg di pelihara adalah ikan jelawat ini. Yg jadi masalah dikampungku saat ini, karena tidak ada yg bisa membibitkannya, sehingga bibitnya diambil dari alam…

Tapi setelah aku kemaren jalan2 ke tempat pembibitan ikan air tawar di ‘mandiangin’ ini, ada yg sudah bisa membibitkan. Wah ini kabar gembira mestinya yg bisa aku sampaikan ke kempungku, bahwa ikan jelawat tidak perlu lagi mengambil di alam anakannya, tapi bisa di beli di pembibitan ikan air tawar di mandiangin ini.