Rabu, 02 Maret 2011

Jalan2; potret komunitas dayak meratus

Pukul 11 lewat 7 menit, aku emndapat sms dari kawanku si Abu, isinya " sudah siapkah bos?", maksudnya adalah aku sudah siap untuk perjalanan selama 6 jam menggunkan sepeda motor untuk menghadiri undangan salah seorang teman dari komunitas Dayak Meratus, karena di kampungnya ada acara adat atau istilahnya di masyarakat dayak adalah "Aruh".

ARUH merupakan acara ritual masyarakat dayak untuk memuja arwah nenek monyak serta Hinyang Batara Langit atau bisa disebut Tuhan Yang Maha Esa, pencipta dunia ini dan pemberi segala kehidupan, baik yang jahat atawa nang baik, berupa (rejeki) dan bala (musibah). Kalo dalam istilah sehari2 --aruh--ne bisa disebut pesta atawa upacara adat.

Undangan untuk bisa dapat menghadiri "aruh" ne, sudah seminggu yg lalu aku terima, dan kebetulan daerah yg menajdi tempat diadakannya acara adat ini di salah satu komunitas adat Dayak Meratus di salah satu kabupaten yg selama ini juga merupakan daerah masih ada komunitas adat Dayaknya. Kalo menggunkan mobil perjalanan bisa ditempuh dengan waktu sekitar 4 jam dan dilanjutkan dengan sepeda motor sekitar 2 jam perjalan dan di lanjutkan menggunkan jalan kaki sekitar 1 jam, ini menurut infonya masyarakat.

Aku jadi tertantang dan semangat, karena ini merupakan pengalaman baru dan sebuah petualanagn baru juga dengan menggunkan sepedamotor langsung menuju lokasi. ide ini datangnya dari temanku yg katanya" lebih mudah pakai sepeda motor daripada naik mobil, kita bisa langsung sampai ke lokasi dan cepat lagi," ujarnya menjelsakan dengan berapai2 dan sangat yakin sekali. Aku pikir kenapa tidak?.

Perjalanan dari kotaku (banjarbaru) menuju ke kota barabai sendiri ternyata memakan waktu hampir 6 jam, karena duduk di atas jok sepeda motor lama-lama seperti ada paku yang tertancam, padahal karena saking lamanya duduk rasanya pinggang urat2nya pada berdiri semua, sehingga per 30 menit kami, mencari2 alasan untuk berhenti supaya pantat bisa istirahat sejenak.

Jam 16. lewat 3 menit, kami sampai ke kota Barabai-ibukota dari kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan semangat yg masih menyala2, kami tancap trus dan tanpa melihat2 rambu2 arah jalan, sehingga tanpa kami sadarai kami tersesat dan jauh sekali dari tujuan. Untungnya teman yg sudah menunggu untuk menjemput kami coba menelpon, ternyata setelah di beritahu kami tersesat jalan dan harus kembali ke kota lagi dan liat petunjuk jalan menuju ke arah "HANTAKAN".

Ternyata jalan menujuk ke desa Hantakan, cukup jauh juga dari ibu kota, menurut informasi dari beberapa orang yg kami mintai petunjuk, jalan menuju ke desa Hantakan kurang lebih 10 kilometer, dan ini belum sampai ke tujuan kami di balai pantai Uwang sebuah lokasi komunitas dayak meratus yg akan melakukan upacara adat alias "aruh".







Tidak ada komentar:

Posting Komentar