LAYANGAN DANDANG, salah satu permainan musim panen di RANTAU. Permainan ini merupakan budaya sejak 100 tahun yang lalu. |
…musim panen t’lah tiba…maen layang-layang yuk..????
Siapa yang tidak pernah maen layang-layang, dan
seperti diriku yang ndeso ini maen
laying-layang sudah menjadi agenda tahunan di kampungku. Habis musim panen atau
pas musim kemarau pasti juga ada perubahan maenan. Kalo musim banjir kami
biasanya maen perahu-perahuan dan belajar berenang ala tarzan. Terjun dari jembatan, dari atas pohon atawa dari atas
perahu. Ini sebetulnya uji mental dan keberanian bagi yang baru bisa belajar bakunyung (baca; berenang)
Jadi pola permainan dan jenis permainan dikampung
biasanya ditentukan oleh kalender musim juga. Tapi sekarang anak2 lebih suka
maen yang siap jadi, beli dan tidak perlu lagi buwat sendiri. Dulu kalo kami
mau maen laying-layang kami buwat sendiri, jangan berharap kami bisa dapat di
warung. Jadi kami rombongan kedalam hutan untuk cari buluh (baca;bamboo) dan
buwat sendiri. Kalo musim buwah kami biasanya maen katekan (baca;ketapel),
karena kalo musim buwah (baca; buah)biasanya banyak burung yang suka makan buwah, kalo musim
kemarau kami bisanya maen perang-perangan, karena banyak lokasi yang bisa
dijadikan medan perang.
Pokoknya kalo ingat permaenan masa kecil dulu, kita ingin
mengulang bersama kawan2 lama dan sekarang aku coba turunkan dengan anakku.
Tapi kelihatnnya lebih menarik maenan dari cina daripada maenan yang dibuwat
oleh bapaknya. Kalo tumatan (baca;dari) cina biasanya ada suara dan
jenisnya menarik-menarik.
LAYANGAN DANDANG
Di Rantau, yang merupakan salah satu kota Kabupaten yang
berada di Propinsi Kalimanatan Selatan ini, budaya maen layangan sudah sejak
ratusan tahun yang lalu. Dan nama layangannyapun sudah khas atawa unik. Nama
layanganya –layangan dandang—kalo model (baca;bentuk) juga khas. Kalo layangan
biasa bentuknya kaya bintang segi 4 tapi kalo yang dandangn ini bentuknya
setengah bulat dan dibagian belakanya ada ekornya dan bisa panjang sampai 3-5
meter dan dibagian atas bodi layangannya dipasang buluh (baca;bambu), apabila
terkena tekanan angin akan menimbulkan efek suwara yang nyaring.
Suwara yang dihasilkan dari efek bambu ini mendengung dan
bisa mencapai 100-500 meter terdengar. Sehingga kalo layangan dandang ini
dinaikan bersama-sama makan akan terdengar suawara dengungan bambu yang
dipasang itu mendengung dan membuwat suara yang unik dan khas.
Di kampong-kampung di sekitar kota RANTAU ini, kalo sudah
musim panen maka akan pestipal laying-layang dandang antara kampong. Mengadu
kemampuan suara yang dihasilkan oleh bamboo yang dibuwat dan dipasang diatas
laying-layang dandang ini. Suwara dari bamboo inilah yang membedakan antara
laying-layang biasa dengan layangan dandang di kota Rantau ini.
Oom Ejhon, kayaknya seru juga tuh kalaunya ikam bisa bawa 1-3 layangan dandang utk dipasang di Muara Tae ...
BalasHapusyg jadi penasaran tu siapa yg mngarani jdi "Dandang" dan sejarah y msh simpang siur... hahaha
BalasHapusBy.padandangan mania